Kali ini cerikananak.blogspot.com akan menceritakan sebuah cerita anak yang berjudul :
Suatu hari di padang rumput yang
luas, terlihat sesosok pengembala yang sedang menjaga dombanya yang sedang
memakan rerumputan disana. Tak lama terlihatlah 2 orang petani yang hendak
pulang dari ladangnya. Kedua petani itu melintas di sekitar padang rumput
dimana pengembala domba itu sedang berjaga. Karena pengembala ini memiliki
sifat yang buruk, ia berencana menjaili 2 orang petani tersebut.
Setelah
2 orang petani itu berjarak lumayan jauh, pengembala itu mulai beraksi. Ia
berteriak minta tolong seakan ada serigala yang hendak memakan dombanya. “tolooonnggg,,
tolong, ada serigala.. “, teriak si pengembala itu. Mendengar suara itu tanpa
pikir panjang kedua petani itu segera berlari untuk menolong si pengembala.
Dengan cangkul di tangannya petani itu bersiap menyerang serigala. Namun
sesampainya mereka disana tidak terjadi apa-apa, dan yang terlihat malah si
pegembala sedang tertawa terbahak-bahak.” Kalian bodoh atau bagaimana,
jelas-jelas ini masih siang hari. Mana ada serigala muncul di siang hari”. Dengan
penuh kekecewaan dan rasa amarah, kedua petani itu pun segera pergi tanpa
mengucapkan sepatah katapun pada si pengembala.
Selang beberapa
lama setelah kedua petani itu pergi, tiba-tiba terlihat sesosok serigala dari
balik rumput yang tinggi. Karena takut domba dan dirinya diterkam serigala,
pengembala itu berteriak meminta tolong. Mendengar suara teriakan si
pengembala, kedua petani itu sudah tidak peduli lagi. Mereka menganggap bahwa
itu adalah kejahilan si pengembala lagi, kedua petani itu pun melanjutkan
langkahnya untuk pulang ke rumah.
Karena tidak
ada orang yang datang menolong, pengembala itupun lari terbirit-birik dan
meninggalkan semua dombanya yang diterkam serigala. Ia menyesal telah berbuat
jahil kepada orang yang berniat baik kepadanya.
Pesan dari cerita diatas adalah : Janganlah kita berbuat jahil kepada orang yang berniat baik kepada
kita, karena barangkali orang tersebut tidak akan membantu kita untuk yang
kedua kalinya.
0 komentar:
Posting Komentar